PROMOSI DAN MUTASI

1.            Promosi
Salah satu dorongan seseorang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan adalah adanya kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat dasar manusia pada umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai pada saat ini.
Kesempatan untuk maju di dalam organisasi sering disebut sebagai promosi (naik pangkat). Suatu promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji/upah dan hak-hak lainnya. Walaupun demikian ada promosi yang tidak disertai dengan peningkatan gaji, yang disebut sebagai promosi “kering”. Promosi dibedakan dengan transfer, karena transfer hanya menyangkut kepindahan jabatan ke jabatan yang sama dalam arti status, tanggung jawab, dan gaji.
Meskipun manusia pada umumnya menginginkan kemajuan dalam hidupnya; tidak berarti bahwa semua orang (karyawan) mau dinaikkan pangkatnya. Ada karyawan yang tidak mau diangkat menjadi “supervisor” misalnya. Beberapa sebabnya yang pertama, perbedaan gaji yang diterima mungkin dianggap tidak seimbang dengan tambahan tanggung jawab. Kedua, mereka merasa segan meninggalkan kelompok lamanya untuk masuk ke kelompok baru yang belum pasti sikap penerimaannya. Seorang karyawan yang diangkat menjadi mandor misalnya, terpaksa harus meninggalkan rekan-rekan lamanya (bagaimanapun kedudukan dia sekarang menjadi “lain”), untuk masuk ke kelompok baru (dalam hal ini mandor). Ketiga, adalah faktor “keamanan” yang dirasakan oleh karyawan yang dipromosikan. Pekerjaan yang baru selalu menyangkut perubahan. Pada pekerjaan lama, mereka (karyawan) telah mempunyai keahlian dan menguasainya, sedangkan pada pekerjaan yang baru, selalu ada faktor-faktor ketidakpastian.
Meskipun tidak semua karyawan mau dipromosikan, tetapi pada umumnya para karyawan menginginkan promosi ini. Karena itu di dalam organisasi perlu dibuat program promosi ini yang menyangkut, pertama, ke arah mana suatu jabatan akan menuju? Jabatan apa yang menjadi jenjang akhir suatu jabatan? Kedua, kriteria apa yang akan dipakai untuk menentukan orang (pejabat) yang akan dipromosikan?
Sebagaimana dikemukakan bahwa analisa jabatan memberikan informasi dasar yang diperlukan untuk menggambarkan jalan promosi di dalam suatu organisasi. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya berada pada pikiran para (calon) karyawan adalah menuju jabatan apa jabatan ini? Dari jabatan apa kita akan dipromosikan ke jabatan ini? Karena itu perencanaan yang jelas tentang jalur promosi ini perlu dilakukan. Seringkali jalur promosi ini terbatas pada suatu departemen/bagian saja. Jadi seorang pejabat di bagian produksi, misalnya maksimum hanya bisa naik pangkat sampai direktur produksi.
a.      Pengertian Promosi
Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin besar. Berdasarkan definisi di atas maka suatu promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Pelaksanaan promosi tidak selalu diikuti oleh kenaikan gaji bagi karyawan yang dipromosikan, gajinya bisa tetap, tetapi pada umumnya bertambah besar kekuasan dan tanggung jawab sesorang bertambah besar pula jasa yang diterimanya.
Promosi memberikan peranan penting bagi karyawan bahkan hampir menjadi idaman setiap karyawan. Adanya kesempatan untuk dipromosikan juga akan mendorong penarikan (recruiting), pelamar semakin banyak memasukkan lamarannya yang pada gilirannya juga berdampak pada pengadaan (procurement) relatif lebih mudah. Sebaliknya bila promosi jarang dilakukan maka semangat kerja, disiplin kerja, dan prestasi kerja karyawan akan menurun, yang kesemuanya itu berdampak pada recruitment dan procurement karyawan.
Begitu besarnya peranan promosi bagi karyawan, maka sudah seharusnya bila manajer personalia menetapkan program promosi serta menginformasikannya kepada para karyawan.
b.      Dasar Pelaksanaan Promosi
Ada dua dasar yang dapat dipakai untuk menentukan promosi, yaitu (1) kecakapan kerja, dan (2) senioritas. Pihak manajemen biasanya menyenangi dasar kecakapan kerja (“merit”) untuk dipakai sebagai dasar promosi. Mereka berpendapat bahwa kompetensi adalah dasar untuk kemajuan. Sebaliknya pihak karyawan menghendaki unsur senioritas lebih ditekankan dalam penentuan promosi ini. Sebab mereka berpendapat bahwa dengan makin lama masa kerja, makin berpengalaman seseorang sehingga diharapkan kecakapan kerja mereka makin baik.
Pada umumnya mereka yang menyetujui dasar senioritas ini adalah memang para karyawan yang sudah “senior”. Alasan lain adalah lama kerja seseorang juga mencerminkan kesetiaan mereka kepada perusahaan. Mereka juga berpendapat bahwa pengukuran senioritas adalah hal yang paling mudah dan objektif. Sedangkan pengukuran kecakapan kerja sedikit banyak mempunyai unsur “judgement” dan subjektifitas.
Meskipun pengukuran senioritas dikatakan paling objektif, tetapi ternyata juga tidak semudah yang disangka dalam penentuan lama kerja seseorang. Sebagai misal, apakah senioritas seseorang diukur dari lama kerja terus-menerus dalam organisasi tersebut? bagaimanakah kalau suatu ketika dia berhenti (karena permintaan sendiri atau karena terpaksa oleh keputusan perusahaan) dan aktif kembali? Apakah masa kerja sebelum dia berhenti itu dihitung dalam penentuan senioritas, ataukah hanya masa kerja setelah dia aktif kembali. Masalah ini timbul terutama bagi karyawan yang di “lay off” kan (diberhentikan sementara karena kondisi perusahaan yang sedang tidak menguntungkan).
Penentuan senioritas ini di samping untuk penentu usul promosi, juga menyangkut masalah-masalah kepegawaian (personalia) yang lain seperti (1) “lay off”, (2) transfer, (3) penentuan giliran kerja, (4) penentuan hari libur, (5) penentuan jenis pekerjaan, dan sebagainya.
Berbagai argumentasi tentang kebaikan kecakapan kerja maupun senioritas sering tidak bisa diputuskan untuk memilih mana yang lebih baik. Sebagai misal, memang diakui bahwa semakin lama seorang bekerja pada suatu organisasi, semakin berpengalaman dia. Tetapi apakah kecakapannya akan selalu meningkat dengan meningkatnya pengalaman.
Masalah seperti ini menjadi lebih sulit. Apabila organisasi dihadapkan pada suatu situasi sehingga memerlukan perubahan (perubahan cara kerja, organisasi, atau hubungan kerja). Mereka yang lebih senior sering sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Mereka sudah terbiasa dengan cara kerja lama misalnya, sehingga sulit memahami cara kerja baru.
Promosi yang didasarkan pada senioritas biasanya didasari pertimbangan sebagai penghargaan atas jasa seseorang paling sedikit dilihat dari segi loyalitasnya kepada organisasi.
Sebaliknya penggunaan dasar kecakapan kerja akan menjamin bahwa hanya mereka yang cakaplah yang bisa dipromosikan. Penggunaan dasar ini sebagai penghargaan organisasi kepada karyawan yang berprestasi. Penggunaan dasar ini pun sering menghadapi kendala karena kadangkala yang bersangkutan sudah mencapai puncak kompetensinya sehingga tidak lagi mampu berprestasi bila menduduki jabatan yang lebih tinggi. Karena itu dalam penentuan promosi sering digunakan suatu kompromi antara dasar kecakapan kerja dan senioritas.
c.       Tujuan Promosi
1)   Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi.
2)   Menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar.
3)   Untuk merangsang karyawan agar lebih bergairah dalam bekerja, berdisiplin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar.
4)   Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan penilaian yang jujur dan adil.
5)   Memberi kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasinya yang lebih baik.
6)   Untuk mengisi kekosongan jabatan akibat ada pejabat yang berhenti.
7)   Mempermudah recruitment.
8)   Memperbaiki status karyawan.
Selain itu ternyata promosi juga memberikan manfaat kepada organisasi dan juga karyawan karena: (1) Promosi memungkinkan perusahaan mendayagunakan keahlian dan kemampuan karyawan setinggi mungkin, (2) Promosi seringkali diberikan untuk memberi imbalan kinerja karyawan yang sangat baik. Karyawan yang menghargai promosi akan termotivasi bekerja lebih baik, (3) Ada korelasi yang signifikan antara kesempatan untuk promosi dan tingkat kepuasan kerja.
d.      Syarat Karyawan yang Dipromosikan
Sebelum promosi seorang karyawan dalam suatu perusahaan dilaksanakan, maka perlu ditetapkan syarat-syarat. Syarat tersebut dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan personal yang berhak untuk dipromosikan. Berikut beberapa persyaratan untuk promosi menurut Alex Nitisemito (Mukhyi & Hudiyanto 1996:79-81) :
1.      Pengalaman
Banyaknya pengalaman seorang karyawan seringkali dipakai sebagai salah satu syarat untuk promosi, sebab dengan pengalaman yang lebih banyak diharapkan kemampuan yang lebih tinggi, ide yang lebih banyak dan sebagainya.
2.      Tingkat pendidikan
Ada perusahaan yang mensyaratkan minimal pendidikan untuk dapat dipromosikan pada jabatan tertentu. Hal tersebut dikarenakan pendidikan yang lebih tinggi dapat diharapkan pemikiran yang lebih baik.
3.      Loyalitas
Loyalitas terhadap perusahaan merupakan syarat penting yang sering dipakai untuk promosi. Hal tersebut dikarenakan bahwa loyalitas yang tinggi dapat diharapkan adanya tanggung jawab yang lebih besar.
4.      Kejujuran
Kejujuran merupakan syarat penting dalam promosi jabatan, misalnya untuk jabatan sebagai kasir.
5.      Tanggung jawab
Untuk suatu jabatan memerlukan tanggung jawab besar, faktor tanggung jawab pegawai yang akan dipromosikan perlu mengetahuinya.
6.      Kepandaian bergaul
Persyaratan kepndaian bergaul dengan orang lain perlu dicantumkan untuk promosi jabatan tersebut. Misalnya untuk jabatan sebagai seorang salesman.
7.      Prestasi kerja
Syarat yang paling umum digunakan oleh perusahaan. Penilaian prestasi kerja dapat dilakukan dengan melihat catatan kerja karyawan tersebut dimasa lalu.
8.      Inisiatif dan kreatif
            Syarat tingkat inisiatif dan kreatif merupakan syarat yang harus diperhitungkan. Misalnya dalam perusahaan mobil, maka karyawan bagian perancang (designer) perlu memiliki syarat ini.
e.       Jenis-Jenis Promosi
1)       Promosi sementara, merupakan pemberian kenaikan jabatan kepada karyawan untuk sementara waktu karena ada jabatan lowong dan harus segera diisi.
2)     Promosi tetap, adalah menaikkan jabatan karyawan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya karena yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk dipromosikan.
3)     Promosi kecil, adalah menaikkan jabatan seseorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit ke jabatan yang sulit yang meminta keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai peningkatan wewenang dan tanggung jawab serta gaji.
4)  Promosi kering, adalah menaikkan jabatan seorang karyawan dengan disertai tanggung jawab, wewenang, tetapi tidak disertai kenaikan upah/gaji.
f.       Demosi
Organisasi perusahaan maupun organisasi non-profit selalu menuntut agar setiap karyawan senantiasa melaksanakan tugasnya dengan baik. Jika karyawan tidak melaksanakan pekerjaan dengan baik maka kemungkinan akan dilakukan demosi atau pemberhentian. Ini karena perusahaan yang penting karyawan harus bekerja dengan baik agar tujuan organisasi tercapai. Semuanya itu dapat terjadi bila karyawan bekerja dengan seoptimal mungkin.
Masalah “demotion”, merupakan pemindahan seorang karyawan ke jabatan lain yang lebih rendah, dengan wewenang lebih rendah, serta gaji/upah lebih rendah pula.
Demosi merupakan salah satu bentuk pendisiplinan yang masih dipertanyakan unsur pendidikannya. Dengan kata lain demosi sebenarnya merupakan bentuk hukuman terhadap karyawan yang tidak mampu mengerjakan tugasnya.
Untuk masalah-masalah di atas, perlulah bagi perusahaan untuk membuat pedoman pelaksanaannya (“policy”) sehingga untuk setiap persoalan perusahaan mempunya  perlakuan yang sama, berdasarkan yang baik, tidak perlu menggunakan pendekatan kasus per kasus.
Demosi dapat terjadi karena alasan-alasan di luar kendali para karyawan. Perubahan organisasional utama seperti reorganisasi, merger perusahaan, atau penurunan bisnis dapat berakibat pada perampingan dalam pekerjaan yang pada gilirannya memaksa karyawan untuk menerima posisi yang lebih rendah.
g.      Promosi Dari Luar dan Dari Dalam Perusahaan
Promosi dari dalam yaitu promosi yang dilaksanakan diantara karyawan perusahaan sendiri. Sedangkan promosi dari luar adalah pengisian jabatan atau tempat oleh orang yang sebelumnya tidak menjadi karyawan perusahaan tersebut.
Pada umumnya perusahaan cenderung melaksanakan promosi dengan memilih karyawanya akan tetapi tindakan memilih orang dari luar perusahaan juga bukan merupakan kejadian yang jarang. Hal tersebut terjadi apabila diantara karyawannya belum ada yang memnuhi syarat untuk dipromosikan pada jabatan yang dikehendaki.
Sebaliknya ada perusahaan yang menetapkan bahwa untuk suatu jabatan tertentu, cenderung untuk menetapkan orang dari luar perusahaan. Tindakan ini didasari pertimbangan bahwa jabatan yang akan diisi memerlukan karyawan yang kaya ide dan sangat sulit didapatkan dari karyawan perusahaan.
Kedua pendapat di atas masing-masing memiliki kebaikan dan kelemahan sehingga sebenarnya cara mana yang paling tepat tergantung pada situasi dan kondisi serta tujuan masing-masing perusahaan. Kelebihan dan kelemahan yang dimaksud sebagai berikut:
1.      Kelebihan
a.       Promosi dari dalam
       Moral karyawan cenderung dapat ditingkatkan
       Pengetahuan tentang lingkungan cenderung lebih baik
       Loyalitas terhadap perusahaan cenderung lebih dapat diharapkan
       Data-data identitas cenderung lebih dapat diketahui kebenarannya
b.       Promosi dari luar
      Ide-ide baru cenderung lebih dapat diharapkan
      Kewibawaan cenderung akan lebih baik
      Cenderung untuk dapat memperoleh orang yang paling tepat
      Unsur subyektivitas cenderung akan dapat lebih dieliminir
2.      Kelemahan
a.       Promosi dari dalam
       Cenderung sulit memperoleh ide-ide baru yang gemilang
     Kemungkinan promosi yang dilakukan lebih ditekankan pada suka dan tidak suka daripada bakat dan kemampuan
       Kemungkinan promosi yang dilakukan adalah dipaksakan
b.      Promosi dari luar
       Mempunyai kecendrungan untuk menurunkan moral pegawai perusahaan
       Loyalitas pejabat yang bersangkutan sulit diharapkan
       Kurangnya pengetahuan tentang lingkungan perusahaan
Karena adanya kelemahan dalam melaksanakan promosi maka sangat dimungkinkan timbulnya efek sampingan. Efek sampingan bisanya diakibatkan promosi dari dalam perusahaan, misalnya:
1.      Kesalahan dalam promosi
Bentuk kesalahan ini menyangkut faktor-faktor subyektif dalam penilaian siapa yang perlu dipromosikan, apalagi jika calon yang hendak dipromosikan pandai mendekati atasan. Di sini kemungkinan pertimbangan bakat dan kemampuan dapat terkalahkan.
2.      Rasa iri hati
Meskipun promosi yang dilaksanakan sudah bersifat obyektif, tetapi kemungkinan hal ini tetap dirasakan sebagai kurang obyektif oleh karyawan yang kebetulan belum mendapatkan kesempatan promosi. Hal tersebut dapat saja menimbulkan iri hati dengan segala akibatnya.
3.      Pelaksanaan promosi yang dipaksakan
Karyawan yang dipromosikan merupakan pilihan terbaik yang mungkin dilakukan (paling tepat), akan tetapi sebenarnya karyawan tersebut belum memenuhi syarat minimal untuk dipromosikan. Hal ini dapat menyababkan tugas-tugas dan pekerjaan yang dibebankan tidak terselesaikan dengan memuaskan.

2.    Mutasi (Pemindahan)
      Pemindahan atau lebih dikenal dengan mutasi adalah perubahan jabatan dalam arti umum. Dengan demikian baik promosi maupun demosi (lawan dari promosi) termasuk ke dalam istilah pemindahan. Dalam pengertian yang sempit, mutasi merupakan proses pemindahan jabatan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang sederajat.    
Pemindahan atau mutasi karyawan bertujuan untuk menempatkan karyawan pada tempat yang tepat dan agar pegawai yang bersangkutan mendapatkan kepuasan kerja yang tinggi sehingga dapat memberikan prestasi yang maksimal. Mutasi dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan keinginan pegawai dan keinginan perusahaan:
1)      Mutasi yang didasarkan pada keinginan pegawai pada umumnya hanya merupakan pemindahan pada jabatan yang sama. Alasan pemindahan tersebut misalnya karyawan tersbut merasa kurang tepat pada jabatannya atau kurang bisa kerja sama dengan kawan-kawan sepekerjaan atau dengan atasan langsung.
2)      Mutasi karena keinginan perusahaan dapat terjadi karena dua sebab. Sebab pertama adalah menjamin bahwa kepercayaan pegawai bahwa mereka tidak akan diberhentikan karena kekurangan kecakapan dalam jabatan yang lama. Sebab yang kedua adalah untuk mengurangi rasa bosan pegawi karena dianggap terlalu lama memegang jabatan yang sama.
Menurut Manullang (Mukhyi & Hudiyanto 1996:83), mutasi karyawan karena keinginan perusahaan dapat terjadi karena berbagai sebab yaitu:
1.      Kebutuhan untuk menyesuaikan sementara misalnya seseorang tidak masuk kerja
2.      Mengatasi keadaan darurat karena fluktuasi volume pekerjaan
3.      Kebutuhan latihan, misal : rotasi jabatan
4.      Kebutuhan ploeg pekerjaan
a.      Jenis-Jenis Pemindahan
Jenis pemindahan dapat digolongkan menjadi tiga cara, yaitu:
1.      Pemindahan yang didasarkan atas unit aktivitas, meliputi:
a.       Pemindahan antar seksi
b.      Pemindahan antar bagian
c.       Pemindahan antar perusahaan
2.      Pemindahan yang didasarkan atas maksud atau tujuan, meliputi:
a.       Production Transfer
Yang dimaksudkan dalam pemindahan ini adalah pemindahan karyawan dalam jabatan yang sama dalam lingkungan produksi yang berbeda karena dalam lingkungan produksi pertama volume dikurangi sedangkan lingkungan produksi dimana dia dipindahkan volumnya ditambah.
b.      Replacement Transfer
Pemindahan bentuk ini adalah menempatkan pegawai yang telah lama masa dinasnya kepada jabatan yang sama departemen yang lain untuk menggantikan karyawan yang masih sedikit masa dinasnya dan diberhentikan. Pemindahan jenis ini terjadi jika perusahaan memperkecil aktivitas usahanya.
c.       Versatility Transfer
Pemindahan ini bertujuan agar karyawan yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dalam berbagai lapangan
d.      Shift Transfer
Yaitu pemindahan karyawan dari ploeg satu ke ploeg yang lain. Misalnya seorang karyawan dipindahkan dari ploeg siang ke ploeg malam.
e.       Remandial Transfer
Yaitu perpindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lain atau ke jabatan sama dalam departemen yang lain agar dapat bekerjasama dengan teman-temannya atau atasannya.
3.      Perpindahan atas dasar lamanya memangku jabatan yang baru
a.       Temporary Transfer
Temporary Transfer berarti pemindahan sementara yaitu baik karyawan yang bersangkutan maupun perusahaan bermaksud memindahkannya kembali ke jabatan semula
b.      Permanent Transfer
    Yaitu perpindahan karyawan untuk memangku jabatan yang baru untuk waktu selama-lamanya sampai tiba waktunya pegawai tersebut dipindahkan ke jabatan lain baik karena promosi atau sebab-sebab yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Laporan Keuangan Koperasi & Perusahaan Konvensional

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR

Business